pengertian globalisasi menurut para ahli
Kenneth N. Waltz :
berpendapat bahwa kita memandang globalisasi saling ketergantungan, dan
itu saling ketergantungan [yang] pula terkait dengan perdamaian dan
kedamaian semakin terbangun dengan adanya demokrasi. ” SDM, perusahaan,
pasar menjadi bagian terpenting, bahkan lebih penting; Sehingga jelas
bahwa pengertian globalisasi dari Waltz pun berkaitan dengan ekonomi,
‘karena baginya ekonomi yang mendorong negara untuk membuat keputusan.
Ketika dunia menjadi lebih saling bergantung satu sama lain, keputusan
dibuat secara keseluruhan kolektif di bidang ekonomi, bukan secara
independen dari pihak politik negara..
Thomas L. Friedman :
Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi teknologi
yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi adalah
teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
Princenton N. Lyman :
Pengertian Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling
ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal
perdagangan dan keuangan.
Malcom Waters :
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan
geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang
terjelma didalam kesadaran orang.
Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah
jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang
sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan
dan persatuan dunia
Globalisasi
sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu
keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture)
telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia
ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke
berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Globalisasi
secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi
komunikasi. Kontak budaya tidak perlu melalui kontak fisik karena
kontak melalui media telah memungkinkan. Karena kontak ini tidak
bersifat fisik dan individual, maka ia bersifat massal yang melibatkan
sejumlah besar orang (Josep Klapper, 1990)
Scholte.
Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional. Dalam
hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya
masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Emanuel
Ritcher. Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi
kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
Beerkens.
Keterkaitan seluruh dunia antara negara-bangsa menjadi dilengkapi dengan
globalisasi sebagai sebuah proses di mana pengaturan sosial dasar
(seperti kekuasaan, budaya, pasar, politik, hak, nilai, norma, ideologi,
identitas, kewarganegaraan, solidaritas) menjadidisembedded dari
spasial mereka konteks (terutama negara-bangsa) karena,massification
percepatan, difusi flexibilisation, dan perluasan arus transnasional
orang,produk, gambar dan informasi keuangan
Tom G. Palmer .
globalisasi sebagai “penyusutan atau penghapusan negara-diberlakukan
pembatasan pertukaran lintas batas dan sistem global yang semakin
terintegrasi dan kompleksproduksi dan pertukaran yang telah muncul
sebagai akibat.
Scholte.
Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar
negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun
migrasi.
Leonor Briones.
Demokrasi bukan hanya dalam bidang perniagaan dan ekonomi namun juga
mencakup globalisasi institusi-institusi demokratis, pembangunan sosial,
hak asasi manusia, dan pergerakan wanita.
Scholte.
Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material
maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat
menjadi pengalaman seluruh dunia.
Steger. kondisi
sosial yang ditandai dengan adanya interkoneksi ekonomi, politik,
budaya, dan lingkungan global dan arus yang membuat banyak dari
perbatasan saat ini sudah ada dan batas-batas tidak relevan.
Anthony Giddens
(1989), proses peningkatan kesalingtergantungan masyarakat dunia
dinamakan dengan globalisasi. Ditandai oleh kesenjangan tingkat
kehidupan antara masyarakat industri dan masyarakat dunia ketiga(yang
pernah dijajah Barat dan mayoritas hidup dari pertanian).
Lucian W. Pye.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya
tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world
culture).
Wikipedia
Ensiklopedia. Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah yang
memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan
antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan,
investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang
lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Princenton N.
Lyman. Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling
ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal
perdagangan dan keuangan.
A.G. McGrew.
Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan, dan
kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting
bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.
Menurut Afdjani (2007
bahwa: Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah membawa nuansa budaya
dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui
media yang kian terbuka dan kian terjangkau, masyarakat menerima
berbagai informasi tenteng peradaban baru yang datang dari seluruh
penjuru dunia. Padahal, kita menyadari belum semua warga degara mampu
menilai sampai dimana kita sebagai bangsa berada. Begitulah, misalnya
banjir informasi dan budaya baru yang dibawa media tak jarang teramat
asing dari sikap hidup dan norma yang berlaku. Terutama masalah
pornografi dimana sekarang wanita–wanita Indonesia sangat terpengaruh
oleh trend mode dari Amerika dan Eropa yang dalam berbusana cenderung minim,yang kemudian ditiru habis-habisan.
LAURENCE E.
ROTHENBERG. Globalisasi adalah percepatan dan intensifikasi interaksi
dan integrasiantara orang-orang, perusahaan, dan pemerintah dari negara
yang berbeda.
Selo Soemardjan
: globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan
komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah
untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya
yerbentuknya PBB, OKI
Achmad Suparman. Globalisasi
adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai
ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
Albrow.
Globalisasi mengacu pada semua proses dimana masyarakat dunia dimasukkan
ke dalam sebuah masyarakat tunggal dunia, masyarakat global.
Takis
Fotopoulos. globalisasi ekonomi “sebagai pembukaan dan deregulasi pasar
komoditas, modal dan tenaga kerja yang menyebabkan globalisasi
neoliberal ini.” globalisasi politik “bernamamunculnya elit
transnasional dan keluar pentahapan dari negara-bangsa.”
globalisasibudaya “adalah homogenisasi budaya di seluruh dunia.
Joseph
Stiglitz. Globalisasi “adalah integrasi lebih dekat dari negara dan
penduduk dunia … dibawa oleh pengurangan besar biaya transportasi dan
komunikasi, dan dipatahkannya rintangan buatan untuk arus barang,jasa,
modal, pengetahuan, dan orang di seluruh perbatasan.
Thomas L.
Friedman. Globlisasi memiliki dimensi ideology dan teknlogi. Dimensi
teknologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi teknologi
adalah teknologi informasi yang telah menyatukan dunia.
Merriam Webster
Dictionary. perkembangan ekonomi global yang semakin terintegrasi
ditandai terutama oleh perdagangan bebas, arus modal yang bebas, dan
menekan lebih murah pasar tenaga kerja asing.
Dr. Nayef R.F.
Al-Rodhan. Globalisasi adalah proses yang meliputi penyebab, kasus, dan
konsekuensi dari integrasi transnasional dan transkultural kegiatan
manusia dan non-manusia.
Malcom Waters.
Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa pembatasan
geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang
terjelma didalam kesadaran orang.
Anthony
Giddens. globalisasi sebagai ‘intensifikasi hubungan sosial seluruh
dunia yang menghubungkan daerah yang jauh dalam sedemikian rupa sehingga
kejadian lokal dibentuk oleh peristiwa yang terjadi bermil-mil jauhnya
dan sebaliknya’.
Globalisasir Aulamah) dan Kesejagatan (Alamiyyah)
Menurul al-Oardawi, secara eksplisit, erti globalisasi hampir sama dengan kesejagatan ataupun universal yang dibawa oleh Islam. Kesejagatan disebulkan dengan jelas oleh al-Quran dalam surah al-Anbiyaa [211:107 mathumnya: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" Juga firman Allah dalam surah al-Furgani25]:1 yang bermaksud• “Maha Suci Allah yang telah menurunkan al-Furgan kepada hamba-Nya agar dia menjadi peringatan kepada seluruh alam” Firman Allah lagi dalam surah Sad[38]:87-88 mafhumnya: “Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran> berita al-Quran setelah beberapa waktu lagi.”
Tegasnya kesejagatan dalam Islam adalah berdasarkan kepada memuliakan semua keturunan manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surah ma/humnya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam”
Menurul al-Oardawi, secara eksplisit, erti globalisasi hampir sama dengan kesejagatan ataupun universal yang dibawa oleh Islam. Kesejagatan disebulkan dengan jelas oleh al-Quran dalam surah al-Anbiyaa [211:107 mathumnya: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" Juga firman Allah dalam surah al-Furgani25]:1 yang bermaksud• “Maha Suci Allah yang telah menurunkan al-Furgan kepada hamba-Nya agar dia menjadi peringatan kepada seluruh alam” Firman Allah lagi dalam surah Sad[38]:87-88 mafhumnya: “Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran> berita al-Quran setelah beberapa waktu lagi.”
Tegasnya kesejagatan dalam Islam adalah berdasarkan kepada memuliakan semua keturunan manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surah ma/humnya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam”
***********
Itulah berbagai
macam pengertian globalisasi secara umum menurut pendapat dari para
ahli yang memang mengerti benar tentang hal ini. Semuanya mencakup
dari umum, budaya, informasi, politik, modernisasi, menurut Islam,
ekonomi atau perdagangan. Jika anda merasa ada pendapat ahli yang belum
disampaikan dan memiliki pengertian yang mampu memberi pencerahan lagi
tentan akan makna dari globalisasi kami mohon untuk saling berbagi.
proses globalisasi
Perkembangan dunia
kontemporer tidak lagi digerakkan oleh orang-orang tertentu dalam suatu
negara, tetapi didorong oleh dinamika hubungan antara
komunitas-komunitas lintas negara dalam sebuah relasi global. Membatasi
perkembangan dunia hanya pada negara jelas terlalu sempit. Dunia masa
kini berbeda dengan masa lalu. Dunia sekarang telah memungkinkan semua
pihak berkomunikasi dan bertransaksi tanpa dibatasi regulasi ketat
negara yang masih memegang teguh kedaulatan.
Inilah
dunia yang telah terglobalisasi. Sejak kemunculannya, globalisasi telah
secara perlahan merombak pola relasi antaraktor dalam hubungan
internasional. Dahulu, orang hanya bisa terhubung dengan orang lain di
sekitarnya. Tetapi, seiring dengan perkembangan alat komunikasi dan
transportasi, hubungan antarmanusia semakin meluas melintasi batas-batas
wilayah.
Bersamaan
dengan itu, negara-negara di dunia juga kian meningkatkan hubungannya.
Terjangan proses globalisasi yang di satu sisi melemahkan peran negara
dan di sisi lain menguatkan peran masyarakat internasional menjadi
perhatian serius negara. Di era kekinian, internasionalisme yang lebih
menekankan peran negara dihadapkan secara diametral dengan globalisasi
yang kadang kala menisbikan peran negara.
Perkembangan
semacam itu merupakan bagian dari proses globalisasi yang sesungguhnya
tidak bisa dilepaskan dari tahapan-tahapan periodik antara
internasionalisme dan globalisasi. Tulisan ini menyajikan perkembangan
itu melalui kacamata dua ilmuwan yang terlibat dalam perdebatan wacana
globalisasi. Mereka adalah Roland Robertson dan David Held.
Membandingkan pendapat mereka merupakan jalan lain dalam memahami
tahapan perkembangan globalisasi karena fase-fase yang disampaikan
mereka tidak jauh berbeda.
Lima Fase Robertson
Robertson
menganggap globalisasi sebagai fenomena pra-modern dan peningkatan
kapitalisme. Wajar saja jika Robertson menganggapnya seperti itu sebab
bagi dia, globalisasi sebenarnya telah dimulai sejak dunia belum
memasuki masa modernisasi dan terus bergerak hingga kini ketika
kapitalisme kian menunjukkan taringnya. Karena itu, Robertson membagai
babakan globalisasi dalam lima tahap sejak pra-modern hingga era
kapitalisme masa kini (Robertson 1992 dalam Datta 2004).
Fase
pertama pada 1400-1750 adalah awal mula globalisasi yang ditandai oleh
peningkatan peran dan kekuasaan Gereja Katolik Roma dan perluasan
sistem Kalender Gregorian. Pada fase ini, pertumbuhan negara bangsa dan
penguatan komunitas nasional semakin menemukan bentuk secara lengkap.
Perjanjian Westphalia (1648) yang menjadi tonggak penting lahirnya
negara-bangsa turut menyumbang perkembangan penguatan negara-negara pada
waktu itu.
Fase kedua pada 1750-1875 ditandai oleh peningkatan internationalism.
Negara bangsa yang mulai terbentuk pada fase sebelumnya telah terbangun
secara kokoh pada fase ini. Negara-negara menemukan identitas dan
postur kuatnya sehingga mulai aktif menjalin hubungan satu sama lain.
Fase
ketiga pada 1875-1925 merupakan penemuan alat-alat komunikasi baru
serta peningkatan hubungan ekonomi dan transportasi antarnegara.
Ditemukannya radio, telepon, dan pesawat terbang menunjukkan kian
majunya peradaban manusia sehingga memungkinkan semua orang terhubung
secara lebih cepat. Bersamaan dengan itu, koneksi budaya antara
masyarakat dari negara berbeda pun semakin erat.
Fase
keempat pada 1925-1969 menjadi saksi penemuan atom dan pendirian
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan jaringan yang kian mengglobal.
Penemuan atom pada masa itu merupakan pertanda kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Terlepas dari penyalahgunaannya untuk mengebom Nagasaki
dan Hiroshima (1945) pada Perang Dunia II, atom tetap mengaselerasi
kemajuan umat manusia. Di luar itu, terbentuknya PBB juga kian
menguatkan hubungan antarnegara dalam suatu wadah bersama. Hubungan
antarnegara menjadi semakin intensif setelah PBB berdiri.
Fase
kelima pada 1969-1992 menghadirkan aneka perubahan yang mendorong
kemajuan secara global. Pada fase ini, untuk pertama kalinya manusia
mampu mendarat di Bulan, eksplorasi luar angkasa semakin gencar
dilakukan, Perang Dingin berakhir, dan institusi-institusi global
bermunculan. Isu-isu baru seperti hak asasi manusia, ras, gender,
seksualitas, dan etnisitas mencuat ke permukaan dan menjadi perdebatan
akbar di seluruh dunia.
Dalam
perkembangannya, Robertson menambahkan fase keenam yang dimulai setelah
1992 dan masih berjalan hingga kini. Fase ini merupakan era
ketidakpastian global. Hal itu ditandai oleh kemunculan
penyakit-penyakit baru yang menyerang umat manusia di berbagai belahan
bumi seperti AIDS, kerusakan lingkungan secara global, meningkatnya
ide-ide multikulturalisme, pertumbuhan gerakan Islam fundamentalis, dan
bangkitnya isu-isu etnisitas.
Empat Fase Held
Menurut
Held, globalisasi terjadi dalam empat fase. Fase pertama adalah
pra-modern. Fase ini terjadi sebelum 1500. Pada masa itu, imperium
militer dan politik berkuasa secara ekspansif. Di sisi lain, masyarakat
bermigrasi menuju area-area yang belum digarap.
Fase
kedua adalah awal modern. Fase ini terjadi pada 1500-1800 dengan
ditandai oleh peningkatan peran negara-negara Barat dan pergerakan
bangsa-bangsa Eropa ke Amerika dan Oceania. Salah satu misi yang diusung
adalah penyebaran agama Kristen dan Yahudi sehingga kedua agama itu
mampu menyebarkan pengaruh kultural mereka secara meluas dalam skala
global.
Fase
ketiga adalah globalisasi modern. Fase ini terjadi pada 1850-1945 yang
ditandai akselerasi jaringan global dan aliran kultural. Masyarakat
Eropa, terutama Inggris, sangat dominan dalam fase ini. Orang-orang
Eropa bahkan migrasi ke bagian dunia lain untuk mencari kehidupan yang
lebih baik serta menyebarkan perngaruh kulturalnya. Revolusi Industri di
Inggris memungkinkan hal itu terjadi lebih mudah karena revolusi ini
menghasilkan penemuan teknologi yang mampu mempercepat sistem komunikasi
melalui akselerasi koneksi telegraf, radio, jalan kereta api, dan
pelayaran secara mengglobal.
Fase
keempat adalah globalisasi kontemporer. Fase ini terjadi setelah 1945
yang ditandai oleh migrasi besar dan pergerakan populasi dunia yang
mengakibatkan degradasi lingkungan. Celakanya, kemunculan negara bangsa
baru setelah era dekolonisasi dan bentuk global dari regulasi pemerintah
membuat situasi menjadi asimetris. Dunia lantas didominasi oleh Amerika
Serikat dan Eropa (Held 1999 dalam Datta 2004).
Kesimpulan
Berdasarkan
pendapat Robertson dan Held, dapat ditarik tiga kesimpulan. Pertama,
embrio globalisasi telah dimulai di era imperium pada abad ke-15.
Robertson dan Held menyepakati titik awal globalisasi pada fase itu yang
kemudian berkembang dengan terbentuknya negara bangsa pada abad ke-17.
Pada masa ini, internationalism menguat seiring dengan kian kokohnya bangunan identitas yang dimiliki negara bangsa.
Kedua,
penemuan-penemuan alat komunikasi dan transportasi telah mendorong
akselerasi proses globalisasi. Penemuan radio memungkinkan manusia
berkomunikasi melintasi batas wilayah negara. Penemuan pesawat terbang
menjadikan waktu tempuh antarnegara semakin singkat sehingga melancarkan
komunikasi. Dampaknya, manusia di seluruh dunia dapat terhubung semakin
dekat dan cepat.
Ketiga,
perkembangan pesat globalisasi menjadikan isu-isu baru bermunculan
menjadi isu global yang diperdebatkan banyak kalangan di seluruh dunia
akhir-akhir ini. Isu perubahan iklim, keamanan internasional, identitas
etnis, dan isu-isu strategis lainnya mewarnai dialog-dialog diplomatik
yang dilakukan tidak hanya oleh negara, tetapi juga masyarakat
internasional yang kian menunjukkan eksistensi dan peran aktifnya.
Persoalannya, penguasaan isu-isu itu cenderung terpusat pada
negara-negara besar (seperti AS dan negara-negara Eropa) yang membuat
pembahasannya berjalan secara tidak seimbang.*
pengaruh globalisasi
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Kehidupan Masyarakat Indonesia
Globalisasi
adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses
dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh
bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama
dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
Pengaruh
globalisasi, sekarang ini tidak dapat dipungkiri lagi karena banyaknya
kemajuan teknologi yang masuk kedalam Negara dan bangsa kita. Tidak
sedikit teknologi yang masuk, seperti: computer dan yang telah
terlengkapi sehingga bisa jadi internet, televisi, radio, hp dan masih
banyak lain sebagainya. Karena banyaknya persaingan sehingga banyak pula
teknologi yang makin hari makin meningkat, apalagi pada Negara-negara
yang maju, dia bisa mengeluarkan produk tiap harinya.
Bahkan sampai kekehidupan keluarga, seperti
radio, hp, dan yang tidak asing lagi yaitu televisi. Televisi hampir
semua kalangan kehidupan keluarga memiliki benda tersebut. Karena
televisi selain menarik televisi juga bisa memberikan berbagai
informasi, pengetahuan, dan hiburan. Dengan televisi bisa mengetahui
kehidupan berbagai Negara. Televisi mempunyai banyak saluran/ gelombang,
sehingga pemilik bisa memilih acara yang dikehendakinya, kerena
mempunyai acara-acara tersendiri setiap gelombangnya.
Menurut pendapat Krisna (Pengaruh
Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara
Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses,
globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar
bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu
makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-
lain.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah
faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan
teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk
dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu
globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran
globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh
positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang
kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya
dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap
bangsa.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Indonesia Baik itu Positif maupun Negatif adalah sebagai berikut :
1. Dilihat dari aspek globalisasi politik,
pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis, karena
pemerintahan adalah bagian dari suatu negara. Jika pemerintahan
dijalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa jati
diri terhadap negara menjadi meningkat dan kepercayaan masyarakat akan
mendukung yang dilakukan oleh pemerintahan.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi,
terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja yang
banyak dan meningkatkan devisa suatu negara. Dengan adanya hal tersebut
akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang dapat menunjang
kehidupan nasional dan akan mengurangi kehidupan miskin.
3. Dari aspek globalisasi sosial budaya,
kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi
dan disiplin serta Iptek dari negara lain yang sudah maju untuk
meningkatkan kedisplinan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa
serta akan mempertebal jati diri kita terhadap bangsa. Serta kita juga
dapat bertukar ilmu pengetahuan tentang budaya suatu bangsa.
Pengaruh negatif globalisasi terhadap masyarakat Indonesia.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial
yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas
dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan
yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa. Serta menambah angka
pengangguran dan tingkat kemiskinan suatu bangsa.
5.Munculnya sikap individualisme yang
menimbulkan ketidakpedulian sesama warga. Dengan adanya individualisme
maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Padahal jati diri
bangsa kita dahulu mengutamakan Gotong Royong, tapi kita sering lihat
sekarang contohnya saja di perumahan / komplek elit, mereka belum tentu
mengenal sesamanya. Dari hal tersebut saja sudah tercermin tidak adanya
kepedulian, karena jika tidak kenal maka tidak sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar